1)
Standar Umum Pengecatan (Spraying)
NO
|
SUBJECT
|
ITEM
|
SYARAT
|
1.
|
Material/Bahan
|
1. Cat
2. Thinner
3.
Angin (Udara Bertekanan)
|
Sesuai dengan peralatan yang akan di cat dan sifat bahan.
Bebas air,minyak, debu atau kotoran.
|
2.
|
Tool &
Equipment
|
1.
Spray
gun
2.
Pipa/selang
3.
Container/cup
4.
Pompa
5.
Spray
booth
6.
Paint
circulation system
|
Ada sistem pemeliharaan, perawatan dan penggantian
|
3.
|
Metode
|
1.
Persiapan
sebelum penyemprotan
2.
Cara-cara
penyemprotan (spraying)
|
Sesuai dengan standar operasi
|
4.
|
Operator/Manusia
|
Pengetahuan
tentang teknik penyemprotan (sparaying) dan pemakaian/pemeli-haraan peralatan
spray
|
Pelatihan
|
5.
|
Lingkungan
|
Kebersihan,
keteraturan, kerapihan, keselamatan, dan ketertiban
|
Pelaksanaan di jalur
|
6.
|
Permukaan yang
akan disemprot
|
Keberhasilan
proses Spraying/penyemprotan
|
Bebas debu, oli, grease, garam atau kotoran lainnya
|
4). Standar Spraying
a). Paint Circulation
1) Tekanan Angin (udara bertekana) : 5.0 -
6.0 kg/cm2
2)
Tekanan Cat :
1.5 -
2.0 kg/cm2
3)
Fluid delivery :
400 – 500 cc/menit
b).
Operation
1)
Jarak :
25 -
30 cm
2)
Pattern/penyebaran
cat : 25 - 30
cm
3)
Arah :
tegak lurus/ 90o
4)
Kecepatan
ayun spray gun : 1
m/detik
5)
Over lapping : 1/3
– ½
6)
Flash off time :
minimal 2 menit (disesuaikan dengan
thinner)
c). Cat dan Thinner
1).
viscositas :
tergantung jenis cat dan solvent yang
digunakan
2).
Sifat flow :
visual, tidak terlalu lama
3).
Kebersihan :
Disaring dengan nylon filter # 300 mesh
c. Rangkuman 2
1). Amplas
digunakan untuk mengamplas lapisan cat, dempul (putty) atau surfacer. Amplas
tersedia dalam bermacam-macam bentuk, material serta kekasarnnya.
2). Nomor
grit amplas biasanya dicetak pada bagian belakang amplas. Semakin besar nomor
grit, semakin halus partikel abrasifnya. Rentang normal dari nomor grit yang
digunakan untuk pengecatan automotif adalah antara #60 sampai #2000.
3). Untuk
pengerjaan pengecatan ulang, cat lama harus diidentifikasikan terlebih dahulu
dengan cara menggosokan kain lap yang telah dibasahi dengan thinner, apabila
cat menempel pada kain lap berarti jenis catnya lebih rendah dari pada thinner.
Oleh karena itu kalau ini dilanjutkan maka akan mengamali kesulitas
4).
Menilai perluasan kerusakan pada bodi kendaraan dapat dilakukan dengan cara :
menilai secara visual, menilai dengan sentuhan, menilai dengan penggaris.
d. Tugas 2
a). Buatlah gambar sketsa prosedur pengecatan
dasar dan proses pendempulan pada fender
b).
Buatlah urutan grit amplas berdasarkan fungsi dan penggunaannya.
e. Tes Formatif 2
1).
Sebelum dilakukan pengecatan pada bodi kendaraan perlu dilakukan perataan dan
pembersihan permukaan. Perataan dilakukan dengan menggunakan amplas, sebutkan
jenis-jenis amplas berdasarkan material yang digunakan.
2).
Tunjukkan cara melakukan perataan pada lapisan dempul (putty), dapatkah
dilakukan pengamplasan dengan menggunakan kertas #600.
3).
Lakukan bagaimana cara mendeteksi jenis cat pada panel bodi kendaraan?.
4). Lakukan cara mendeteksi kerusakan pada panel
bodi kendaraan.
f. Kunci
Jawaban
1). Jenis amplas berdasarkan materialnya adalah : amples kertas, amplas
kertas tahan air, amplas kain, dna amplas fiberglass.
2). Cara melakukan perataan pada
lapisan dempul dilakukan dengan menggunakan amplas kertas tahan air dengan no
grit antara #80 sampai #240. tidak dapat, karena amplas no 600 digunakan untuk
mengamplas permukaan surfacer atau lapisan cat warna.
3). Cara
mendeteksi jenis cat pada panel bodi adalah dengan cara menggosokan kain lap
yang telah dibasahi dengan thinner, apabila cat menempel pada kain lap berarti
jenis catnya lebih rendah dari pada thinner. Oleh karena itu kalau ini
dilanjutkan maka akan mengamali kesulitas
4). Cara mendeteksi kerusakan
pada panel bodi adalah dengan menilai perluasan kerusakan pada bodi kendaraan
dapat dilakukan dengan cara : menilai secara visual, menilai dengan sentuhan,
menilai dengan penggaris
g.
Lembar Kerja 2
1).
Alat dan Bahan
a). 1 Unit fender
b). Peralatan pendempulan, spatula, spray gun,
thinner, dan primer red/meni (menyesuaikan kebutuhan).
c). Lap / majun, amplas
2). Keselamatan Kerja
a). Gunakanlah perlatan tangan
sesuai dengan fungsinya.
b).
Ikutilah instruksi dari instruktur/dosen atau pun prosedur kerja yang tertera
pada lembar kerja.
c).
Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukan pekerjaan yang tidak
tertera pada lembar kerja.
3). Langkah Kerja
a).
Persiapkan alat dan bahan praktikum secara cermat, efektif dan seefisien
mungkin.
b).
Perhatikan instruksi praktikum yang disampaikan oleh dosen/instruktur.
c).
Buatlah catatan-catatan penting kegiatan praktikum secara ringkas.
d).
Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah digunakan
seperti keadaan semula.
4). Tugas
a). Buatlah laporan praktikum
secara ringkas dan jelas.
b). Buatlah rangkuman pengetahuan
baru yang anda peroleh setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 2.
3. Komponen dasar Cat dan dempul dan
fungsi masing-masing komponen
a. Tujuan Kegiatan Belajar 3 :
1). Mahasiswa dapat menjelaskan macam-macam
pelapisan dan fungsinya.
2). Mahasiswa dapat menjelaskan komponen dasar
cat dan fungsi masing-masing komponen
3). Mahasiswa
dapat menjelaskan macam dan fungsi dempul
b.
Uraian Materi 3.
Pengecatan (painting) adalah suatu proses aplikasi cat dalam bentuk cair pada
sebuah obyek, untuk membuat lapisan tipis yang kemudian, untuk membentuk
lapisan yang keras atau lapisan cat.
1). Fungsi dari pelapisan adalah
sebagai berikut :
a). Proteksi
Material
seperti baja, aluminium, kayu, beton, dan plastik dapat menurun masa pakai atau
rusak dengan mudah oleh erosi, dan tidak dapat menjamin kekuatannya apabila
kesemuanya hanya tetap seperti keadaan aslinya. Akan tetapi permukaan material
ini dapat diproteksi dengan cat yang akan menghalangi proses terjadinya
kerusakan material dan meningkatkan penggunaannya dalam waktu yang lebih lama.
Jadi tujuan pokok dari pengecatan (painting) adalah untuk proteksi suatu obyek
terhadap kerusakan dari elemen luar.
b). Efek Estetika dan Identifikasi
Cat memberi warna dan kilapan
(gloss) pada suatu obyek dan meningkatkan
efek estetikanya, yang selanjutnya mempengaruhi daya tarik dari suatu produk.
Identifikasi warna juga merupakan tujuan lain dari pengecatan dimana mobil
pemadam kebakaran dan polisi dicat dengan warna tersendiri, untuk membedakannya
dengan kendaraan lain. Sekalipun ada berbagai cara untuk meningkatkan tampilan
suatu obyek, namun tidak ada yang lebih sederhnaa dan memberi hasil yang lebih
baik dari pengecatan (painting).
2). Komponen Cat
Pada bagian ini akan dibahas cat, thinner, dan hardener.
Cat
Cat berupa cairan yang kental, cat terdiri dari komponen resin,
pigment, solvent, dan additves yang apabila dicampurkan bersama akan membentuk
suatu konsistensi yang merata. Cat biasanya dilarutkan dengan thinner, agar mudah penggunannya. Dalam hal ini cat tipe dua komponen,
ditambahkan dengan hardener. Komponen cat adalah sebagai
berikut :
a). Resin (Zat perekat)
Resin adalah unsur utama cat yang
berbentuk cairan kental dan transparan yang membentuk film atau lapisan setelah
diaplikasi pada suatu obyek dan mengering. Kandungan resin mempunyai
pengaruh langsung pada kemampuan cat seperti misalnya: kekerasan, ketahanan solvent
serta ketahanan cuaca. Demikian pula berpengaruh atas kualitas akhir misalnya
tekstur, kilap (gloss), adhesi suatu
cat, serta kemudahan penggunaan diantaranya waktu pengeringan. Menurut tipe
lapisan resin dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
(1). Thermoplastik Resin, pengeringan resin terjadi
karena penguapan solvent. Apabila dipanaskan thermoplastic resin akan melunak
dan akhirnya mencair. Jenis-jenis thermoplastic resin antara lain :
nitrocelluloce, cellulose acetat butylate, thermoplastic acrylic, dan nylon.
Resin tipe ini sering digunakan pada sistem pengecatan udara.
(2). Thermosetting Resin, jenis-jenisnya antara lain: amino alkyd,
pollyurethane dua komponen, thermosetting acrylic, dan epoxy resin. Thermosetting resin hanya akan mengering dan mengeras jika dipanaskan
dan tidak akan melunak lagi oleh adanya pemanasan kembali. Biasanya digunakan
pada cat bakar, dimana cat ini mempunyai daya tahan yang kuat terhadap cuaca
dan mempunyai kekerasan yang tinggi. Proses pengeringannya dilakukan diruang
oven.
b). Pigment (Zat pewarna)
Pigment adalah suatu bubuk yang telah
digiling halus yang diperoleh dari batu-batuan mineral atau buatan (syntetic).
Pigment ini memberi warna dan daya tutup pada cat dan ikut menentukan ketahanan
cat. Pemberian zat warna pada cat tergantung pada fungsi catnya. Pada cat dasar
primer zat pewarna berfungsi membantu menahan karat. Zat warna pada dempul
membantu membentuk lapisan tebal dan mudah diamplas. Sedangkan pada cat akhir
zat warna memberikan efek pewarnaan yang tahan lama. Pigment atau zat warna
terbagi menjadi :
(1). Pigment warna, berfungsi menambah warna
pada cat dan menghasilkan daya tutup pada permukaan yang dicat.
(2). Pigment
terang berfungai menambah wrana-warni metalik pada cat.
(3). Pigment extender, berfungsi menambah kekuatan
cat pada bodi, menghasilkan viscositas dan mencegah pengendapan.
(4). Pigment pencegah karat, dipergunakan terutama
pada cat dasar untuk membantu mencegah karat pada plat dasar.
(5). Pigment flatting, digunakan untuk mengurangi kilap pada cat,
terutama pada cat jenis doof.
c). Solvent (Pengencer)
Solvent adalah suatu cairan
yang dapat melarutkan resin dan mempermudah pencampuran pigment
dan resin dalam proses pembuatan cat. Solvent sangat cepat menguap apabila cat diaplikasi.
Kegunaan solvent (thinner) ini untuk mengencerkan campuran pigment (zat
pewarna) dan resin (zat perekat) sehingga menjadi agak encer dan dapat
disemprotkan selama proses pengecatan. Thinner juga menurunkan kekentalan cat sampai
tingkat pengenceran tertentu yang tepat untuk pengecatan dengan kuas, semprot
atau roll. Thinner menguap sesaat setelah cat disemprotkan, thinner akan
menguap dan meninggalkan resin dan pigment yang kemudian kedua zat tersebut
akan membentuk lapisan yang keras. Solvent berdasarkan kegunaannya dibedakan
menjadi dua macam. Solvent
untuk cat lacquer (thermoplastic resin) disebut thinner dan solvent untuk cat
namel (thermosetting resin) disebut reducer. Komponen pembentuk solvent
(pengencer) meliputi :
(1). Diluent, merupakan larutan yang membantu
melarutkan resin lacquer.
(2). Laten solvent, juga digunakan untuk mencampur
pelarut yang baik, hasilnya sama dengan pelarut yang berkualitas baik.
(3). Solvent murni, adalah larutan yang mampu
melarutkan sesuatu yang mengakibatkan cairan tersebut masuk kedalam larutan.
Solvent murni melarutkan bahan residu dan binder.
Jenis solvent (pengencer) yang biasa dipergunakan dalam pengecatan
antara lain :
(1). Pengencer lambat kering, ini digunakan pada
pengecatan warna sistem acrylic yang ruangannya bersuhu 650 C
keatas. Pengencer lambat kering berfungsi: (a) untuk cat warna yang hasilnya
kurang mengkilap, (b) untuk pemakaian cat acrylic enamel di bengkel-bengkel,
(c) untuk memadukan dua buah permukaan yang diperbaiki pada bodi kendaraan.
(2). Pengencer cepat kering, ini digunakan untuk
perbaikan cat acrylic lacquer yang asli. Jika menggunakan pengencer yang lambat
kering akan terjadi keretakan. Fungsi pengencer ini adalah: (a) untuk
mempercepat penguapan pengencer yang lambat kering jika diperlukan, (b)
digunakan pada cat primer surfacer pada suhu kurang lebih dibawah 600
C, (c) untuk mencegah terjadinya keretakan pada suhu rata-rata 65-850
C, (d) untuk perbaikan setempat.
(3). Retarder, adalah pengencer paling lambat
kering yang digunakan untuk cuaca sangat panas. Fungsi retarder adalah : (a) mencegah
pudarnya cat, (b) memungkinkan penggunaan cat warna pada cuaca yang panas, (c)
menyiapkan waktu yang cukup bagi cat untuk mengalir karena penguapannya lama,
(d) menambah kualitas untuk perpaduan warna karena over spraying kecil sehingga
ada kesempatan untuk mengalir keluar lebih lama dan menambah kilap cat.
d). Additif
Additif adalah suatu bahan yang
ditambahkan pada cat dalam jumlah yang kecil untuk meningkatkan kemampuan cat
sesuai tujuan atau aplikasi cat. Berbagai tipe bahan yang ditambahkan pada cat
dalam jumlah yang kecil untuk meningkatkan kemampuan cat sesuai dengan tujuan
atau aplikasi cat. Zat additif berfungsi untuk : (a) mencegah terjadinya buih
pada saat penyemprotan (anti foaming),
(b) mencegah terjadinya pengendapan cat pada saat dipergunakan (anti setting), (c) meratakan permukaan
cat sesaat setelah disemprotkan (flow additif),
(d) menambah kelenturan cat, dll.
Thinner
Thinner
dikenal juga dengan nama solvent yaitu suatu pelarut yang membuat viscositas
cat menjadi lebih mudah diaplikasi. Berbagai tipe solvent dicampurkan
bersamanya, untuk menyesuaikan kemampuan larut thinner dan penguapannya.
Hardener
Suatu
bahan yang membantu mengikat molekul di dalam resin, sehingga membentuk lapisan
yang kuat dan padat
3). Jenis-Jenis
Cat
Jenis cat dapat
dibagi menjadi tiga macam menurut metode pengeringan (drying atau curing)
yaitu :
a). Heat Polymerization (Jenis Bakar )
Heat Polymerization adalah tipe
one component yang mengeras apabila dipanaskan pada temperatur
tinggi kira-kira 1400C (2840F). Cat jenis ini apabila
dipanaskan pada suhu antara 1400C. Maka suatu reaksi kimia
berlangsung di dalam resin, mengakibatkan cat mengering dan struktur
hubungan menyilang yang dihasilkan begitu rapatnya sehingga setelah cat
mengering seluruhnya cat tidak akan larut oleh thinner.
b). Jenis Urethane
(jenis two component)
Cat
ini disebut urethane karena alkohol (OH) yang terkandung
di dalam komponen utama dan isocyanate yang terkandung di dalam hardener
bereaksi membentuk struktur hubungan menyilang (cross linking)
yang disebut tingkatan urethane. Cat ini menghasilkan kemampuan cooting
yang baik termasuk ketahanan kilap, cuaca, solvent. Serta tekstur yang
halus akan tetapi cat ini mengeringnya lambat sehingga diperlukan drying
equipment untuk mengeringkan dengan benar.
c). Jenis Lacquer (solvent evaporation)
Cat
jenis ini mengering dengan cepat sehingga mudah penanganannya, tetapi tidak
banyak digunakan sebanyak yang tersebut di atas. Karena tidak sekuat cat-cat
jenis two component yang kini
banyak digunakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar