Jumat, 26 April 2013

MODUL PENGECATAN DASAR 3




1)            Standar Umum Pengecatan (Spraying)
NO
SUBJECT
ITEM
SYARAT
1.
Material/Bahan
1.   Cat
2.   Thinner
3.   Angin (Udara Bertekanan)
Sesuai dengan peralatan yang akan di cat dan sifat bahan.
Bebas air,minyak, debu atau kotoran.
2.
Tool & Equipment
1.    Spray gun
2.    Pipa/selang
3.    Container/cup
4.    Pompa
5.    Spray booth
6.    Paint circulation system
Ada sistem pemeliharaan, perawatan dan penggantian
3.
Metode
1.   Persiapan sebelum penyemprotan
2.   Cara-cara penyemprotan (spraying)
Sesuai dengan standar operasi
4.
Operator/Manusia
Pengetahuan tentang teknik penyemprotan (sparaying) dan pemakaian/pemeli-haraan peralatan spray
Pelatihan
5.
Lingkungan
Kebersihan, keteraturan, kerapihan, keselamatan, dan ketertiban
Pelaksanaan di jalur
6.
Permukaan yang akan disemprot
Keberhasilan proses Spraying/penyemprotan
Bebas debu, oli, grease, garam atau kotoran lainnya


4). Standar Spraying
a). Paint Circulation
1)      Tekanan Angin (udara bertekana)            : 5.0  -  6.0  kg/cm2
2)      Tekanan Cat                                             : 1.5  -  2.0 kg/cm2
3)       Fluid delivery                                          : 400 – 500 cc/menit
b). Operation
1)            Jarak                                                       : 25  -  30 cm
2)            Pattern/penyebaran cat                           : 25  -  30 cm
3)            Arah                                                       : tegak lurus/ 90o
4)            Kecepatan ayun spray gun                     : 1 m/detik
5)            Over lapping                                          : 1/3 – ½
6)              Flash off time                                         : minimal 2 menit (disesuaikan dengan
  thinner)

                                                                       
c). Cat dan Thinner
      1). viscositas                                        : tergantung jenis cat dan solvent  yang digunakan
      2). Sifat flow                                       : visual, tidak terlalu lama
      3). Kebersihan                                     : Disaring dengan nylon filter # 300 mesh
c. Rangkuman 2
1). Amplas digunakan untuk mengamplas lapisan cat, dempul (putty) atau surfacer. Amplas tersedia dalam bermacam-macam bentuk, material serta kekasarnnya.
2). Nomor grit amplas biasanya dicetak pada bagian belakang amplas. Semakin besar nomor grit, semakin halus partikel abrasifnya. Rentang normal dari nomor grit yang digunakan untuk pengecatan automotif adalah antara #60 sampai #2000.
3). Untuk pengerjaan pengecatan ulang, cat lama harus diidentifikasikan terlebih dahulu dengan cara menggosokan kain lap yang telah dibasahi dengan thinner, apabila cat menempel pada kain lap berarti jenis catnya lebih rendah dari pada thinner. Oleh karena itu kalau ini dilanjutkan maka akan mengamali kesulitas
4). Menilai perluasan kerusakan pada bodi kendaraan dapat dilakukan dengan cara : menilai secara visual, menilai dengan sentuhan, menilai dengan penggaris.

d. Tugas 2
 a). Buatlah gambar sketsa prosedur pengecatan dasar dan proses pendempulan pada fender
b). Buatlah urutan grit amplas berdasarkan fungsi dan penggunaannya.

e. Tes Formatif 2
1). Sebelum dilakukan pengecatan pada bodi kendaraan perlu dilakukan perataan dan pembersihan permukaan. Perataan dilakukan dengan menggunakan amplas, sebutkan jenis-jenis amplas berdasarkan material yang digunakan.
2). Tunjukkan cara melakukan perataan pada lapisan dempul (putty), dapatkah dilakukan pengamplasan dengan menggunakan kertas #600. 
3). Lakukan bagaimana cara mendeteksi jenis cat pada panel bodi kendaraan?.
4).  Lakukan cara mendeteksi kerusakan pada panel bodi kendaraan.




f.  Kunci Jawaban
1). Jenis amplas berdasarkan materialnya adalah : amples kertas, amplas kertas tahan air, amplas kain, dna amplas fiberglass.
2).  Cara melakukan perataan pada lapisan dempul dilakukan dengan menggunakan amplas kertas tahan air dengan no grit antara #80 sampai #240. tidak dapat, karena amplas no 600 digunakan untuk mengamplas permukaan surfacer atau lapisan cat warna.
3). Cara mendeteksi jenis cat pada panel bodi adalah dengan cara menggosokan kain lap yang telah dibasahi dengan thinner, apabila cat menempel pada kain lap berarti jenis catnya lebih rendah dari pada thinner. Oleh karena itu kalau ini dilanjutkan maka akan mengamali kesulitas
4).  Cara mendeteksi kerusakan pada panel bodi adalah dengan menilai perluasan kerusakan pada bodi kendaraan dapat dilakukan dengan cara : menilai secara visual, menilai dengan sentuhan, menilai dengan penggaris

g.      Lembar Kerja 2
1). Alat dan Bahan
 a). 1 Unit fender
 b). Peralatan pendempulan, spatula, spray gun, thinner, dan primer red/meni (menyesuaikan kebutuhan).
 c). Lap / majun, amplas

2). Keselamatan Kerja
a). Gunakanlah perlatan tangan sesuai dengan fungsinya.
b). Ikutilah instruksi dari instruktur/dosen atau pun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja.
c). Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukan pekerjaan yang tidak tertera pada lembar kerja.

3). Langkah Kerja
a). Persiapkan alat dan bahan praktikum secara cermat, efektif dan seefisien mungkin.
b). Perhatikan instruksi praktikum yang disampaikan oleh dosen/instruktur.
c). Buatlah catatan-catatan penting kegiatan praktikum secara ringkas.
d). Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah digunakan seperti keadaan semula.

4). Tugas
a). Buatlah laporan praktikum secara ringkas dan jelas.
b). Buatlah rangkuman pengetahuan baru yang anda peroleh setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 2.


 3. Komponen dasar Cat dan dempul dan  fungsi masing-masing komponen 
a.      Tujuan Kegiatan Belajar 3 :
1). Mahasiswa dapat menjelaskan macam-macam pelapisan dan fungsinya.
2). Mahasiswa dapat menjelaskan komponen dasar cat dan fungsi masing-masing komponen
3).  Mahasiswa dapat menjelaskan macam dan fungsi dempul

b.      Uraian Materi 3.
               Pengecatan (painting) adalah suatu proses aplikasi cat dalam bentuk cair pada sebuah obyek, untuk membuat lapisan tipis yang kemudian, untuk membentuk lapisan yang keras atau lapisan cat.
1). Fungsi dari pelapisan  adalah sebagai berikut :
            a). Proteksi
            Material seperti baja, aluminium, kayu, beton, dan plastik dapat menurun masa pakai atau rusak dengan mudah oleh erosi, dan tidak dapat menjamin kekuatannya apabila kesemuanya hanya tetap seperti keadaan aslinya. Akan tetapi permukaan material ini dapat diproteksi dengan cat yang akan menghalangi proses terjadinya kerusakan material dan meningkatkan penggunaannya dalam waktu yang lebih lama. Jadi tujuan pokok dari pengecatan (painting) adalah untuk proteksi suatu obyek terhadap kerusakan dari elemen luar.
            b). Efek Estetika dan Identifikasi
Cat memberi warna dan kilapan (gloss) pada suatu obyek dan meningkatkan efek estetikanya, yang selanjutnya mempengaruhi daya tarik dari suatu produk. Identifikasi warna juga merupakan tujuan lain dari pengecatan dimana mobil pemadam kebakaran dan polisi dicat dengan warna tersendiri, untuk membedakannya dengan kendaraan lain. Sekalipun ada berbagai cara untuk meningkatkan tampilan suatu obyek, namun tidak ada yang lebih sederhnaa dan memberi hasil yang lebih baik dari pengecatan (painting).              

2). Komponen Cat
Pada bagian ini akan dibahas cat, thinner, dan hardener.
            Cat
Cat berupa cairan yang kental, cat terdiri dari komponen resin, pigment, solvent, dan additves yang apabila dicampurkan bersama akan membentuk suatu konsistensi yang merata. Cat biasanya dilarutkan dengan thinner, agar mudah penggunannya. Dalam hal ini cat tipe dua komponen, ditambahkan dengan hardener. Komponen cat adalah sebagai berikut :
a). Resin (Zat perekat)
            Resin adalah unsur utama cat yang berbentuk cairan kental dan transparan yang membentuk film atau lapisan setelah diaplikasi pada suatu obyek dan mengering. Kandungan resin mempunyai pengaruh langsung pada kemampuan cat seperti misalnya: kekerasan, ketahanan solvent serta ketahanan cuaca. Demikian pula berpengaruh atas kualitas akhir misalnya tekstur, kilap (gloss), adhesi suatu cat, serta kemudahan penggunaan diantaranya waktu pengeringan. Menurut tipe lapisan resin dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
(1). Thermoplastik Resin, pengeringan resin terjadi karena penguapan solvent. Apabila dipanaskan thermoplastic resin akan melunak dan akhirnya mencair. Jenis-jenis thermoplastic resin antara lain : nitrocelluloce, cellulose acetat butylate, thermoplastic acrylic, dan nylon. Resin tipe ini sering digunakan pada sistem pengecatan udara.
(2). Thermosetting Resin, jenis-jenisnya antara lain: amino alkyd, pollyurethane dua komponen, thermosetting acrylic, dan epoxy resin. Thermosetting resin hanya akan mengering dan mengeras jika dipanaskan dan tidak akan melunak lagi oleh adanya pemanasan kembali. Biasanya digunakan pada cat bakar, dimana cat ini mempunyai daya tahan yang kuat terhadap cuaca dan mempunyai kekerasan yang tinggi. Proses pengeringannya dilakukan diruang oven.
b). Pigment  (Zat pewarna)
            Pigment adalah suatu bubuk yang telah digiling halus yang diperoleh dari batu-batuan mineral atau buatan (syntetic). Pigment ini memberi warna dan daya tutup pada cat dan ikut menentukan ketahanan cat. Pemberian zat warna pada cat tergantung pada fungsi catnya. Pada cat dasar primer zat pewarna berfungsi membantu menahan karat. Zat warna pada dempul membantu membentuk lapisan tebal dan mudah diamplas. Sedangkan pada cat akhir zat warna memberikan efek pewarnaan yang tahan lama. Pigment atau zat warna terbagi menjadi :
(1). Pigment warna, berfungsi menambah warna pada cat dan menghasilkan daya tutup pada permukaan yang dicat.
(2).  Pigment terang berfungai menambah wrana-warni metalik pada cat.
(3). Pigment extender, berfungsi menambah kekuatan cat pada bodi, menghasilkan viscositas dan mencegah pengendapan.
(4). Pigment pencegah karat, dipergunakan terutama pada cat dasar untuk membantu mencegah karat pada plat dasar.
(5). Pigment flatting, digunakan untuk mengurangi kilap pada cat, terutama pada cat jenis doof.
    c). Solvent (Pengencer)
            Solvent adalah suatu cairan yang dapat melarutkan resin dan mempermudah pencampuran pigment dan resin dalam proses pembuatan cat. Solvent sangat cepat menguap apabila cat diaplikasi. Kegunaan solvent (thinner) ini untuk mengencerkan campuran pigment (zat pewarna) dan resin (zat perekat) sehingga menjadi agak encer dan dapat disemprotkan selama proses pengecatan. Thinner juga menurunkan kekentalan cat sampai tingkat pengenceran tertentu yang tepat untuk pengecatan dengan kuas, semprot atau roll. Thinner menguap sesaat setelah cat disemprotkan, thinner akan menguap dan meninggalkan resin dan pigment yang kemudian kedua zat tersebut akan membentuk lapisan yang keras. Solvent berdasarkan kegunaannya dibedakan menjadi dua macam. Solvent untuk cat lacquer (thermoplastic resin) disebut thinner dan solvent untuk cat namel (thermosetting resin) disebut reducer. Komponen pembentuk solvent (pengencer)  meliputi :
(1). Diluent, merupakan larutan yang membantu melarutkan resin lacquer.
(2). Laten solvent, juga digunakan untuk mencampur pelarut yang baik, hasilnya sama dengan pelarut yang berkualitas baik.
(3). Solvent murni, adalah larutan yang mampu melarutkan sesuatu yang mengakibatkan cairan tersebut masuk kedalam larutan. Solvent murni melarutkan bahan residu dan binder.
Jenis solvent (pengencer) yang biasa dipergunakan dalam pengecatan antara lain :
(1). Pengencer lambat kering, ini digunakan pada pengecatan warna sistem acrylic yang ruangannya bersuhu 650 C keatas. Pengencer lambat kering berfungsi: (a) untuk cat warna yang hasilnya kurang mengkilap, (b) untuk pemakaian cat acrylic enamel di bengkel-bengkel, (c) untuk memadukan dua buah permukaan yang diperbaiki pada bodi kendaraan.
(2). Pengencer cepat kering, ini digunakan untuk perbaikan cat acrylic lacquer yang asli. Jika menggunakan pengencer yang lambat kering akan terjadi keretakan. Fungsi pengencer ini adalah: (a) untuk mempercepat penguapan pengencer yang lambat kering jika diperlukan, (b) digunakan pada cat primer surfacer pada suhu kurang lebih dibawah 600 C, (c) untuk mencegah terjadinya keretakan pada suhu rata-rata 65-850 C, (d) untuk perbaikan setempat.
(3). Retarder, adalah pengencer paling lambat kering yang digunakan untuk cuaca sangat panas. Fungsi retarder adalah : (a) mencegah pudarnya cat, (b) memungkinkan penggunaan cat warna pada cuaca yang panas, (c) menyiapkan waktu yang cukup bagi cat untuk mengalir karena penguapannya lama, (d) menambah kualitas untuk perpaduan warna karena over spraying kecil sehingga ada kesempatan untuk mengalir keluar lebih lama dan menambah kilap cat.  
d). Additif
            Additif adalah suatu bahan yang ditambahkan pada cat dalam jumlah yang kecil untuk meningkatkan kemampuan cat sesuai tujuan atau aplikasi cat. Berbagai tipe bahan yang ditambahkan pada cat dalam jumlah yang kecil untuk meningkatkan kemampuan cat sesuai dengan tujuan atau aplikasi cat. Zat additif berfungsi untuk : (a) mencegah terjadinya buih pada saat penyemprotan (anti foaming), (b) mencegah terjadinya pengendapan cat pada saat dipergunakan (anti setting), (c) meratakan permukaan cat sesaat setelah disemprotkan (flow additif), (d) menambah kelenturan cat, dll.
            Thinner
Thinner dikenal juga dengan nama solvent yaitu suatu pelarut yang membuat viscositas cat menjadi lebih mudah diaplikasi. Berbagai tipe solvent dicampurkan bersamanya, untuk menyesuaikan kemampuan larut thinner dan penguapannya.
Hardener
Suatu bahan yang membantu mengikat molekul di dalam resin, sehingga membentuk lapisan yang kuat dan padat

         3). Jenis-Jenis Cat
            Jenis cat dapat dibagi menjadi tiga macam menurut metode pengeringan (drying atau curing) yaitu :
a). Heat Polymerization (Jenis Bakar )
            Heat Polymerization adalah tipe one component yang mengeras apabila dipanaskan pada temperatur tinggi kira-kira 1400C (2840F). Cat jenis ini apabila dipanaskan pada suhu antara 1400C. Maka suatu reaksi kimia berlangsung di dalam resin, mengakibatkan cat mengering dan struktur hubungan menyilang yang dihasilkan begitu rapatnya sehingga setelah cat mengering seluruhnya cat tidak akan larut oleh thinner.
      b). Jenis Urethane (jenis two component)
           Cat ini disebut urethane karena alkohol (OH) yang terkandung di dalam komponen utama dan isocyanate yang terkandung di dalam hardener bereaksi membentuk struktur hubungan menyilang (cross linking) yang disebut tingkatan urethane. Cat ini menghasilkan kemampuan cooting yang baik termasuk ketahanan kilap, cuaca, solvent. Serta tekstur yang halus akan tetapi cat ini mengeringnya lambat sehingga diperlukan drying equipment untuk mengeringkan dengan benar. 
c). Jenis Lacquer (solvent evaporation)
         Cat jenis ini mengering dengan cepat sehingga mudah penanganannya, tetapi tidak banyak digunakan sebanyak yang tersebut di atas. Karena tidak sekuat cat-cat jenis two component  yang kini banyak digunakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar